PetunjukHidup.com- Apakah kamu berani jujur? Tau tidak, kalau kejujuran adalah sifat pertama yang dilihat orang kepada diri kita sendiri. Penulis jadi teringat sebuah kisah singkat sewaktu Penulis masih kecil. Cerita pendek ini, selalu Penulis bawakan ketika mendadak harus membawakan cerita anak di gereja.

 

Dimana, kisah ini mengenai pedagang semangka yang buahnya tinggal beberapa biji saja. Begitu ada yang beli, dia berkata jujur bahwasanya mungkin buahnya itu ada yang busuk. Sebab, ada titik berwarna coklat di bagian luar buah. Melihat temannya yang berkata jujur, penjual ikan menegurnya kenapa harus jujur. Toh, pembeli tersebut tidak akan tahu. Begitu sampai rumah, dia pun (pembeli) tak bisa berbuat apa-apa lagi.

 

Teman tahu, kalau kejujuran merupakan dasar kehidupan pribadi dan profesional seseorang. Sebab, bisa dilihat kualitas kejujuran seorang dan hal ini sangat dikagumi oleh orang lain.  Banyak orang yang berbohong karena situasi terdesak, tetapi ada beberapa orang yang berbicara jujur. Sebab sudah di tananamkan sejak dini.

 

Bagaimanakah menjadi JUJUR? Penulis juga sedang berusaha keras menjadi jujur. Nah, pembahasan kali itu mengenai kejujuran.

 

Berhentilah mengesankan orang lain

Penulis tahu bagaimana kita mencoba memberikan kesan kepada orang lain terhadap diri kita. Bahkan, kita berusaha dengan pelbagai cara, termasuk dengan berbohong. Sejujurnya, Penulis katakan; kita harus menyukai diri sendiri sebelum mencintai orang lain. Tidak perlu berbohong untuk mengesankan orang lain.  

 

Ingatlah pepatah, sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga. Sepandai-pandainya kita berbohong pasti KETAHUAN juga! Ingat lah; kebohongan akan menjadi kebohongan dan kebenaran selalu menang. Jika teman mencari cara untuk jujur ​​maka berhentilah berusaha mengesankan orang lain.

 

Biasanya cara ini digunakan bagi orang yang sedang PDKT. Mereka berusaha memberikan kesan yang baik; sehingga mereka tanpa di sadari berbohong. Demi mendapatkan kesan yang sempurna di mata gebetannya. Say No! Tunjukan pribadi dan apa adanya dirimu; itu lebih baik dibanding membangun kesan yang KOSONG.

 

Tunjukan Versi Terbaik Diri Kamu

Jadilah versi terbaik diri kamu, jika kamu mencari cara untuk jujur. Jangan menyembunyikan sifat karakter kamu, karena itu adalah fondasi dasar dari keberadaan kamu sendiri. Dalam hubungan dekat, lebih baik jujur ​​dan terbuka sehingga orang lain bisa mengenal kamu lebih baik dari dalam ke luar.

 

Jujur, Penulis tidak bisa berpura-pura menjadi orang yang baik. Pernah, beberapa kali Penulis gagal masuk kerja dengan posisi bagus; lantaran Penulis menjawab apa adanya. Ketika di tanya sama HRD. “Apa yang kamu lakukan ketika tinggal dengan teman sekamar kamu.” Aku jawab, “Ya kalau aku mood aku tegur; kalau nggak ya tidak di tegur. Diam saja” That’s right! Aku menjawab pertanyaan ini dan jawaban ini menjatuhkan nilai Penulis di mata HRD.

 

Sejujurnya, Penulis memang seperti itu dan sampai sekarang! Penulis lebih suka berada di dalam rumah bekerja, menulis dan membaca buku. Dibandingkan pergi hang out dan berpesta. Namun, bukan berarti Penulis tidak bisa bergaul; namun kebahagiaan Penulis berbeda dengan teman sekalian. Bahkan, beberapa kali ada pria yang mencoba mendekati Penulis. Penulis bilang bahwasanya Penulis tidak suka dengan urusan dapur dan tidak pandai masak. Penulis tidak mau berpura-pura, hobi masak dan sebagainya. Take it or leave it! Kenapa harus memberikan kesan dan membuat diri kita seolah-olah sempurna; padahal tidak demikian!

 

Ubah Kebiasaan

Teman mungkin pernah berada di posisi, teman tidak ingin berbohong, tetapi terkadang teman harus berbohong. Ambil langkah mundur dan renungkan hal-hal yang teman bohongi. Apakah itu tentang kebiasaan, hal-hal kecil atau hal-hal yang lebih besar yang membuat teman malu atau hanya kebohongan putih yang diceritakan sehingga tidak ada yang terluka? Sudahkah teman jatuh ke dalam kebiasaan buruk dan mulai minum alkohol dan merokok dan berbohong untuk melindungi diri dari kemarahan orang tua teman.

 

Apakah teman jujur ​​ketika seseorang meminta pendapat? Jika kamu memiliki teman dan bertanya apakah hidangan yang dimasaknya enak atau tidak, apakah reaksi kamu secara otomatis ya, walaupun jawaban kamu seharusnya tidak.

 

Ingat semua orang membutuhkan dan mengharapkan pendapat yang jujur ​​bahkan jika kebenaran menyakitkan. Jangan mencoba berbohong untuk menyenangkan orang lain, karena pada akhirnya kamu tidak jujur ​​pada diri sendiri. Hal ini kerap sekali, Penulis alami; jujur tetapi dianggap nggak memiliki perasaan. Namun, manakah yang baik berbohong atau berkata jujur; walaupun menyakitkan hati?

 

Berhentilah membandingkan diri Kamu dengan orang lain

Apakah kamu dipengaruhi oleh orang lain dengan sangat mudah dan ingin membuat kesan yang baik pada mereka. Orang berbohong ketika mereka mulai membandingkan diri mereka dengan orang lain dan ingin bersaing. Tampaknya mudah untuk menutupi ketidakmampuan mereka sendiri dengan kebohongan dan setengah kebenaran. Semakin banyak waktu yang kamu habiskan bersama mereka, semakin kamu menjadi kreatif dengan kebohongan.

Jika kamu mencari cara untuk jujur, terimalah diri kamu apa adanya. Jika kamu tidak puas dengan sifat atau kualitas apa pun, cobalah untuk memperbaikinya alih-alih berbohong dan menunjukkan diri kamu dalam bingkai yang lebih baik.

 

Jujur dan jujur ​​sehingga kamu dapat membuat orang lain terkesan dengan karakter ini, bukan kebohongan. Meskipun pada kenyataan ini sangat sulit sekali. Penulis akui menjadi jujur tidak mudah! Berat dan lebih mudah berbohong. Namun, jujur itu menyenangkan dan menjengkelkan bagi kita dan teman kita bukan? Namun kalau soal kemampuan, Penulis akui dan Penulis tidak pernah berbohong mengenai apapun; jika bisa berkata bisa dan jika tidak berkata TIDAK.

 

Namun, terkadang kesal sekali; jika ada teman yang selalu membuat kata, “Kamu kan mudah menulis; sering juara bla bla bla.” Padahal juara itu bukan hanya serta merta juara, ada butuh perjuangan dan keberuntungan di dalamnya. Kalau kata orang, rezeki nggak kemana!

 

Maafkan Dirimu


Jika kamu mencari cara, jujur ​​maka terimalah bahwa kamu telah melakukan kesalahan dan berbohong tentang hal-hal tertentu. Sulit untuk menerima kekurangan apa pun dalam diri kamu, tetapi kamu harus jujur dan memaafkan kesalahan yang sudah kamu lakukan. Hal itu berguna agar kamu bisa bergerak untuk maju dalam hidup.

 

Berhentilah membuat alasan untuk kebiasaan atau perilaku kamu, terima dan renungkan di mana kesalahan kamu. Seseorang yang mengabaikan dan menyalahkan orang lain tidak dapat memulai di jalan penebusan. Sekaranglah saatnya untuk memaafkan dirimu sendiri. Ingatlah bahwa seseorang yang menyadari bahwa ia telah melakukan kesalahan akan belajar dari kesalahannya dan mencoba mengatasinya.

 

 Penulis juga pernah membohongi diri sendiri, rasanya sakit. Penulis mencoba memaafkan apa yang sudah Penulis perbuat dan mencoba untuk terus hidup dari kesalahan yang pernah dilakukan. Meskipun beberapa orang suka membuka luka lama. Namun, Penulis sudah memaafkan diri sendiri. Sehingga cerita lama itu tidak pernah melukai hati Penulis yang terdalam.

 

Menjadi JUJUR itu BERAT. Namun, berbohong itu mudah! Apalagi jika sudah sering dilakukan. Sehingga mereka lupa mana kebenaran dan kebohongan. Sebab, bagi mereka sama saja. Namun, bagi yang mencoba jujur pada diri sendiri; tentu berbohong itu berat. Jangan sampai kebohongan menjadi suatu kebiasaan. Bagaimana menurut kamu?


Salam dan Tetaplah Hidup










Note: Please visit my blog to storycitra.com | Jejakcantik.com | kitabahagia.com 
 Chitchat.my.id | Asiabutterflytraveler.com




Kehidupan ini tidaklah semudah membayangkan, tidak semudah meluangkan dalam kata. Mari berkunjung dan menikmati tiap hempasan nafas kehidupan untuk mencari makna kehidupan bersama.....








Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

Petunjuk Hidup membutuhkan komen berupa kritik dan saran agar lebih baik lagi dalam menjalani hidup. Ingat! Komentar di moderasi jadi tidak boleh spammy ya, rumahku indah dan rumahmu juga indah bukan? mongo dan terima kasih, dank jewel, danke, thanks, mercy