Rahmad Maulizar, Pembawa Senyum dari Aceh untuk Anak Sumbing

 


Petunjukhidup.com- Di ujung barat Indonesia, tepatnya di Aceh, ada seorang pemuda yang mengabdikan hidupnya untuk satu hal sederhana namun sangat berarti yakni mengembalikan senyuman anak-anak penderita bibir sumbing. Namanya  Rahmad Maulizar, penerima penghargaan  SATU Indonesia Awards dari Astra, di bidang kesehatan.

 

Namun siapa sangka, perjuangan Rahmad dimulai dari kisah pribadinya sendiri. Dia terlahir dengan bibir dan langit-langit sumbing. Bisa dipastikan, anak yang memiliki bibir sumbing memiliki rasa minder. Dari rasa minder menjadi tekad untuk seorang anak yang terlahir di

Meulaboh, Aceh, pada 20 September 1993. Sejak kecil, Rahmad sudah merasakan bagaimana sulitnya hidup dengan kondisi bibir sumbing. Makan terasa susah, berbicara tidak lancar, dan sering kali menjadi bahan ejekan teman sebaya.

 

Namun, bukannya menyerah, pengalaman pahit itu justru menumbuhkan tekad kuat di dalam dirinya. Pada tahun 2008, Rahmad mendapat kesempatan menjalani operasi gratis dari  Smile Train Indonesia, sebuah lembaga yang membantu anak-anak dengan kelainan bawaan seperti dirinya. Setelah beberapa kali operasi, senyum Rahmad mulai pulih, begitu juga dengan kepercayaan dirinya.

 

Sejak itu dia berjanji, suatu hari nanti, ia ingin membantu anak-anak lain agar bisa merasakan hal yang sama senyum tanpa rasa malu.

 

Menyusuri Desa demi Desa

 

Setelah sembuh dan tumbuh dewasa, Rahmad mulai aktif sebagai relawan Smile Train Indonesia di Aceh. Dia bukan dokter, bukan perawat, tetapi dia punya hati besar untuk membantu. Tugasnya sederhana namun penting yakni mencari anak-anak penderita bibir sumbing di pelosok Aceh yang belum mendapat akses operasi.

 

Bayangkan, Rahmad rela menempuh perjalanan jauh ke pedalaman Aceh hanya untuk menemukan satu anak yang membutuhkan bantuan. Kadang dia naik motor berjam-jam melewati jalan rusak, bahkan menyeberangi sungai kecil. Semua dilakukan dengan senyum dan semangat.

 

Rahmad tahu, banyak keluarga di desa-desa kecil yang tidak tahu kalau operasi sumbing bisa dilakukan secara gratis. Sebagian orang tua takut, ada pula yang merasa malu. Di sinilah Rahmad hadir, menjelaskan dengan sabar bahwa operasi itu aman, gratis, dan bisa mengubah hidup anak mereka.

 

Lebih dari Sekadar Operasi

 

Yang dilakukan Rahmad bukan cuma membantu anak menjalani operasi. Dia juga memberikan dukungan moral bagi keluarga pasien. Dia tahu betul rasanya menjadi “berbeda” dan dijauhi. Karena itu, Rahmad selalu berusaha menenangkan hati para orang tua.

 

“Jangan malu, ini bukan kutukan. Ini hanya kondisi medis yang bisa disembuhkan,” katanya dalam berbagai kesempatan. Selain membantu proses administrasi, Rahmad juga menyiapkan rumah singgah bagi keluarga pasien yang datang dari jauh. Dia membantu menyiapkan tempat istirahat, mengatur jadwal operasi, bahkan kadang ikut menemani anak-anak di ruang tunggu rumah sakit. Baginya, setiap anak yang berhasil tersenyum kembali adalah kebahagiaan yang tak ternilai.

 

 Ribuan Senyum yang Kembali

 

Berkat kegigihannya, ribuan anak di Aceh kini bisa tersenyum tanpa rasa malu. Hingga kini, tercatat lebih dari 3.000 anak telah mendapat bantuan operasi bibir dan langit-langit sumbing berkat perjuangan Rahmad dan tim relawan. 

Perjuangannya membuat banyak orang tersentuh. Dia tak pernah memungut bayaran, bahkan sering menggunakan uang pribadi untuk transportasi dan kebutuhan pasien. Yang dicari bukan popularitas, melainkan perubahan nyata dalam hidup anak-anak yang dibantu.

 

Apresiasi Astra: Pahlawan Tanpa Jas Putih 

Pada tahun 2021, Astra melalui SATU Indonesia Awards memberikan penghargaan kepada Rahmad Maulizar di bidang kesehatan. Julukan yang didapat sangat pas yakni “Pemberi Senyum dan Harapan Baru untuk Anak Sumbing.”

 

Penghargaan ini bukan hanya bentuk apresiasi, tapi juga pengakuan bahwa Rahmad telah berkontribusi besar bagi kesehatan masyarakat di Aceh. Astra memberikan dukungan agar program yang ia jalankan bisa terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak anak di masa depan.

 

Rahmad membuktikan, menjadi pahlawan tidak harus memakai jas dokter. Cukup dengan niat tulus dan hati yang penuh kasih, seseorang bisa membawa perubahan besar bagi banyak orang.

 

Menebar Harapan, Satu Senyum Sekaligus

 Kini Rahmad terus melanjutkan misinya. Dia ingin menjangkau daerah-daerah yang lebih terpencil di Aceh dan Sumatra. Cita-citanya sederhana agar tidak ada lagi anak yang tumbuh dengan rasa minder hanya karena terlahir berbeda.

 

Setiap kali melihat anak-anak yang dibantu tersenyum setelah operasi, Rahmad merasa semua lelahnya terbayar. “Bagi saya, senyum mereka adalah kebahagiaan sejati,” ujarnya.

 

Kisah Rahmad Maulizar mengajarkan kita bahwa satu kebaikan kecil bisa berdampak besar. Dari seorang anak yang dulu merasa minder, kini dia menjelma menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang. Lewat senyum, dia menyembuhkan luka—bukan hanya di wajah, tapi juga di hati.

 

Kesimpulan

Rahmad Maulizar dari Meulaboh, Aceh, adalah sosok inspiratif penerima penghargaan SATU Indonesia Awards Astra bidang kesehatan. Terlahir dengan bibir dan langit-langit sumbing, Rahmad pernah merasakan sulitnya hidup penuh ejekan dan rasa minder. Setelah sembuh berkat operasi gratis dari Smile Train Indonesia, dia bertekad membantu anak-anak lain agar bisa tersenyum kembali tanpa rasa malu. Sejak 2010, Rahmad aktif menjadi relawan, menelusuri desa-desa di Aceh untuk mencari anak penderita sumbing yang belum mendapat perawatan. Dia tak hanya membantu proses operasi gratis, tapi juga memberi dukungan moral bagi keluarga pasien. Hingga kini, lebih dari  3.000 anak telah terbantu melalui perjuangannya. Rahmad membuktikan bahwa ketulusan dan empati mampu mengubah kehidupan banyak orang, menghadirkan harapan baru melalui satu senyum. #APA2025-KSB 

 



Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

Petunjuk Hidup membutuhkan komen berupa kritik dan saran agar lebih baik lagi dalam menjalani hidup. Ingat! Komentar di moderasi jadi tidak boleh spammy ya, rumahku indah dan rumahmu juga indah bukan? mongo dan terima kasih, dank jewel, danke, thanks, mercy