Jaga Hutan untuk Hidup Lebih Baik
 

PetunjukHidup.com- Terkadang penyesalan datang terlambat; itulah yang ku rasakan ketika pohon seri di depan rumah di tebang oleh tetangga. Dulu, sebelum pohon seri itu di tebang, pohon ini menjadi bagian pelindung teras rumah dari sengat matahari siang yang masuk ke beranda. Namun, begitu pohon ini tiada, rasa panas dan bahkan semeriwing angin pun tidak lagi terasa.

 

Bayangkan saja, jika tidak ada hutan lagi di lingkungan kita! Bagaimana jadinya bumi ini? Apabila tidak ada hutan, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi pada lingkungan tempat kita tinggal? Bisa dikatakan suhu udara di tempat kita akan meningkat. Contoh kecil saja, pohon di tempat tinggal aku yang di potong, lantaran lapuk membuat nuansa rumah yang tadinya sejuk, kini menjadi panas membara. Bayangkan saja, jika tidak ada hutan maka sinar matahari akan sangat terasa menyengat membakar kulit. Sebab, kegunaan salah satu pohon adalah mengahalangi sinar matahari dan memberikan oksigen yang berlimpah.

 


Selain itu, jika tidak ada hutan maka bencana alam besar akan terjadi! Bayangkan saja jika musim hujan terus mendera bagian Indonesia, bisa dipastikan air hujan yang berlimpah tidak lagi di serap oleh akar pohon. Sehingga bencana alam seperti tanah longsor, banjir dan sebagainya akan terus memenuhi ruang headline news berita.

 

Tidak hanya itu saja, flora dan fuana bisa menjadi sejarah. Sebab, tidak adanya hutan berarti membunuh para bintang secara tidak langsung dari habitat mereka; termasuk suku-suku yang tinggal di hutan pun bisa punah. Jadi, penting sekali hutan bagi peranan hidup yang kita jalani setiap hari. Sehingga tidak ada salahnya jika kita jaga hutan yang ada di Indonesia.

 


Jenis Hutan di Indonesia

Dulu, aku tidak tahu kalau ada banyak jenis hutan yang ada di Indonesia. Aku cuma taunya hutan ya hutan saja. Hutan menurut opini aku merupakan lahan luas yang dipenuhi beragam pohon, lumut dan beberapa binatang buas dan aliran sungai yang mengelilingi hutan. Sedangkan dalam bahasa Wikipedia hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebag oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya.

 

Nah, Indonesia itu rupanya ada beragam jenis hutan yang sebagai Paru-Paru bumi yakni:

1. Hutan Hujan Khatulistiwa

Hutan ini berada di daerah dengan ketinggian 0-800 meter di atas permukaan laut. Ciri khas dari hutan hujan khatulistiwa yakni pepohonannya yang lebat, dan padang rumput yang hijau. Hujan ini biasanya habitatnya berada di Sumatera dan Kalimantan yang didominasi jenis pohon kamper. Berbeda di daerah yang memiliki tekstur tanah berpasir dan bergelombang didominasi oleh kayu ulin.

 

2. Hutan Hujan Tropis

Hutan hutan tropis dapat ditemukan di wilayah Sumatera, Maluku, Papua dan Sulawesi atau lebih tepatnya banyak terdapat di sebelah timur garis imajiner Wallace. Ciri hutan ini menyerupai hutan hujan ekuatorial. Satu-satunya perbedaan adalah pohon di hutan hujan tropis lebih rendah dan ketinggian kanopi berkisar antara 30 hingga 40 meter.

 

3. Hutan muson

Hutan muson memiliki iklim musiman dengan tanah kering dan berbagai jenis tanah. Biasanya terdapat di pedalaman yang dapat dibagi lagi menurut ketinggiannya, yaitu hutan musim hilir berada pada ketinggian 2-1000 m dpl dan hutan musim tengah atas berada pada ketinggian 1000-4000 m dpl. tingkat. Jenis hutan ini biasanya berada di wilayah Jawa dan Nusa Tenggara.

 

4. Hutan Padang Rumput

Hutan ini bisa ditemukan di daerah ketinggian 0 hingga 800 meter. Hutan manggis banyak ditumbuhi flora yang menyerupai hutan rawa gambut. Hutan ini banyak ditemukan di wilayah Kalimantan, seperti di Sampit yang banyak terdapat kayu agathis.

 

5. Hutan Alpin Atas

Tipe hutan sub alpin atas ini dapat ditemukan di wilayah Papua dengan ketinggian lebih dari 3.800 meter hingga 4.200 meter. Vegetasi yang hidup pada tipe hutan ini menyerupai vegetasi yang terdapat di kawasan hutan sub alpine di bawahnya. Hanya saja, sub-alpin di atas pepohonan lebih kerdil dengan ketinggian pohon yang hanya berkisar 6 hingga 8 meter.

 

Ini baru 30 persen jenis hutan di Indonesia dan masih banyak lagi diantaranya hutan mangrove atau bakau, hutan pergunungan bawah, hutan rawa gambut dan hutan tepi sungai.

 

Duh, rupanya jenis hutan banyak banget ya. Tidak heran memang keindahan alam Indonesia pun jadi beragam karena perbedaan jenis hutan yang ada di Indonesia. Dimana setiap daerah atau pulau memiliki ciri khas hutan yang berbeda dan termasuk suku hutan dan budaya yang ada di setiap pulau berbeda.

 

Manfaat Hutan Bagi Lingkungan dan Manusia

Mungkin kita sering sekali mendengar bahwasanya hutan adalah paru-paru dunia. Sebab pohon menghasilkan oksigen, dimana oksigen ini sangat dibutuhkan makhluk hidup, termasuk aku dan kamu alias manusia. Sehingga tidak heran, jika hutan memiliki banyak manfaat bagi lingkungan dan manusia diantaranya adalah

 

Menjaga Keseimbangan Iklim

Tanpa di sadari keseimbangan iklim di sekitar kita sudah berubah. Dulu, dengan mudah bisa menentukan sudah memasuki musim panas atau musim hujan. Sekarang boro-boro bisa mengetahui dengan pasti, waktunya musim hujan, eh yang ada panas membara hingga membuat kepala pusing. Dikarenakan sinar matahari yang terik seperti membakar bumi.

 

Hal itu dikarenakan berkurangnya jumlah kawasan hutan yang ada di lingkungan kita. Sehingga perubahan iklim kerap kita rasakan! Hal itu juga dikarenakan ulah kita sendiri yang menyebabkan perubahan iklim yang berakibat buruk pada lingkungan kita.

 

Sehingga pemanasan global tidak bisa dihentikan. Hal yang perlu dilakukan adalah melakukan penanaman hutan kembali. Sehingga iklim bisa kembali normal, meskipun proses ini tidak bisa instan, setidaknya anak dan cucu kita di masa depan bisa merasakan manfaat hutan dari segi keseimbangan iklim.

 

Paru-Paru Dunia

Masih dari segi manfaat hutan dari klimatologis yang mana kawasan yang ditumbuhi beragam pohon lebat; dimana ribuan habitat tumbuhan hidup di hutan yang menghasilkan oksigen yang dibutuhkan manusia dan hewan agar bisa bernafas.

 

Bayangkan saja, jika tidak ada hutan di Indonesia maupun di sekitar kita? Dari mana kita bisa menghirup udara segar yakni oksigen. Sebab, hanya pohon lah yang bisa menghasilkan oksigen dan itu GRATIS kita hirup. Hal yang perlu kita lakukan untuk mendapatkan oksigen secara gratis ini dengan melestarikan hutan.

 

Mencegah Erosi dan Banjir

Sering mengeluh dengan pemerintah karena banjir? Beberapa daerah, khususnya di Jawa dan di kota metropolitan kalau sudah memasuki musim hujan; persoalan banjir ini selalu saja memenuhi isi pemberitaan di Indonesia. Pernah merasa bosan dengan hal ini? Terus terang, aku pun pernah merasakan hal yang sama.

 

Pasalnya, ya karena di beberapa daerah khususnya perkotaan lahan hijau ataupun hutan sudah menipis jumlahnya. Sehingga setiap musim hujan, pasti berita juga mengulas hal yang berulang yakni banjir. Sebab, fungsi hutan itu seperti yang di bahas di pembahasan awal yakni hutan mencegah erosi dan banjir. Adanya hutan di lingkungan kita, sudah pasti kita telah mencegah adanya pengikisan tanah yang bisa menyebabkan banjir dan longsor. Hal itu sederhana, semakin tinggi pohon maka akar pohon semakin dalam yang mampuni untuk menyerab air hujan. Sehingga tidak terjadi banjir, maupun bencana alam lainnya.

 

Itu adalah garis besar manfaat hutan bagi lingkungan dan manusia. Selain itu sebenarnya masih banyak sekali manfaat hutan seperti menjaga kesuburan tanah, melestarikan keanekaragaman hayati, menampung air hujan, mencegah intrusi air asin, dan mengatur siklus air dalam tanah. Banyak banget ya manfaat hutan yang sebenarnya sudah kita rasakan dari dulu, tetapi sebagian orang merusaknya tanpa di sengaja maupun di sengaja dengan mengubah fungsi hutan sebagai perkebunan, pertanian dan sebagainya.

 

Terus bagaimana cara kita menjaga kelestarian hutan?

Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga kelestarian hutan. Mari kita bahas hal yang sederhana yang bisa kita terapkan dalam kehidupan keseharian kita. Tindakan seperti membuang sampah pada tempatnya, ketika kita sedang liburan di alam. Sejujurnya, aku sering sekali menemukan sampah plastik berada di alam, tidak hanya di pesisir pantai saja tetapi juga di hutan dan bahkan di tempat wisata sejarah. Memang pergi liburan membawa bekal, apalagi lokasi yang di kunjungi itu tidak banyak menjual makanan; dengan membawa bekal dari rumah tentunya memudahkan kita untuk menikmati makanan di alam.

 

Bukan berarti sehabis bersantap makanan, sampah tersebut kita biarkan saja tergeletak di alam. Seharusnya, kita tetap membawa sampah tersebut dan membuangnya pada tempatnya yakni tempat sampah. Bukan di buang di aliran sungai atau bahkan tanah. Sudah tahu dong, kalau sampah plastik itu tidak bisa di olah alam secara alami. Sebab, sampah plastik tersebut membutuhkan waktu yang lama untuk bisa dihancurkan oleh alam.

 

Pernah dong membaca berita, ada banyak sampah plastik dan juga kertas di salah satu gunung tertinggi di Indonesia. Dimana, rasanya malu banget ya, turis asing yang berbondong-bondong membersihkan sampah di gunung tersebut. Memangnya tidak boleh membuat kenangan ketika berada di hutan, di gunung maupun di alam? Tentu saja boleh, yang tidak boleh membuang sampah sembarangan. Jadi, aku mesti membawa sampah ke bawah juga? Ya dong, kan kamu yang membawa bekal makanan, kertas dan sebagainya sewaktu hiking, tracking di alam. Terus, apa salahnya turut serta membawa sampah tersebut bersama kamu?

 

Hal sederhana lain yang bisa dilakukan yakni tidak mencoret-coret pohon, ketika berada di hutan. Siapa sih yang tidak ingin namanya abadi terukir pada batu karang, pohon untuk menunjukkan atau membuktikan cinta anak muda. Namun, hal-hal seperti ini sudah nggak modern, kuno, jadul. Pembuktian cinta bukan berarti merusak alam dengan mencoret-coret dan bahkan mengukir nama. Melainkan dengan tindakan sejati! Terus, hal paling bisa dilakukan bagi semua kalangan dengan mengurangi penggunaan kertas berlebih.

 

Sejujurnya, aku paling suka membaca buku dalam bentuk fisik, mendengarkan gesekan suara kertas itu menyenangkan ketika membaca buku. Namun, menghemat penggunaan kertas itu juga bisa aku lakukan dengan memanfaatkan bagian sisi kertas untuk menulis, menggambar. Bahkan, kertas yang sudah tidak dipakai juga bisa digunakan untuk kerajinan tangan.

 

Bahkan, kita juga bisa mengurangi penggunaan  bahan plastik dengan cara membawa tas belanjaan sendiri. Nah, jika hal-hal kecil ini bisa kita lakukan dalam keseharian kita. Maka kita bisa melangkah ke tindakan yang lebih besar seperti melindungi dan menjaga habitat yang ada di hutan. Jaga hutan adalah tugas bersama dan tidak bisa dilakukan oleh satu orang saja. Kepedulian kita terhadap kelestarian hutan sama saja dengan menjaga hutan bagi kelangsungan kehidupan makhluk yang diciptakan Tuhan.

 

Saat ini lagi trend dengan konsep adopsi pohon. Jadhai secara tidak langsung kita dihimbau untuk gotong royong jaga hutan dengan cara adopsi hutan. Pasti masih bingung dengan maksud adopsi hutan bukan? Nah, yang di maksud dengan adopsi hutan itu bukan berarti “hutan” kita bawa ke rumah. Melainkan kita turut serta menanam pohon dan ikut menjaga pertumbuhan pohon yang ditanam. Kita tidak perlu keluar masuk hutan untuk mengadopsi atau memelihara pohon tersebut.

 

Apabila kita memiliki dana, tidak ada salahnya kita memberikan donasi untuk pelestarian hutan. Sehingga masyarakat atau warga yang tinggal di sekitar kawasan hutan atau dekat hutan bisa turut serta menanam pohon dan memelihara pohon tersebut hingga tumbuh besar. Sebab, dengan adanya pohon berarti kita tetap bisa hidup dan bernafas dengan bebas. Tidak hanya itu saja, bonusnya akan ada banyak binatang yang hidup dengan bebas di hutan, seperti salah satu burung yang hanya ada di daerah Papua, di mana burung cenderawasih ini bisa menari.

 

Bisa dibayangkan jika burung ini musnah karena lingkungan tempat tinggalnya rusak oleh manusia yang terus ingin mengembangkan perkotaan, tetapi lupa untuk tetap menjaga kelestarian hutan. Pernah tidak menonton berita bagaimana akibatnya kebakaran hutan, tidak hanya manusia saja yang mendapatkan masalah kehilangan udara segar, tetapi habitat flora dan fauna pun lenyap seketika di lahap si jago merah. Banyak binatang seperti orang utan yang mengalami penderitaan kehilangan rumah, kehilangan kelompok dan juga terluka.

 

Sejujurnya, sewaktu negara Australia juga mengalami musibah kebakaran hutan dan di mana binatang seperti kanguru, kuala terluka. Ingatan tentang kebakaran hutan di Kalimantan pun menari di pelupuk mata; bagaimana kesakitan para binatang tersebut akibat bencana kebakaran yang terjadi.

 

Apabila kita mau bergotong royong untuk melestarikan hutan niscaya hutan akan terjaga dengan baik di masa kini dan masa depan. Tidak hanya menyumbangkan uang untuk melestarikan hutan, tetapi ikut serta kampanye dan bergabung dengan komunitas yang peduli akan hutan agar hutan Indonesia tetap lestari. Tidak hanya pada saat perayaan hari hutan Indonesia saja, tetapi terus dilakukan setiap saat dan waktu. Sebab, hutan itu tidak bisa diciptakan dalam satu malam secara instan; melainkan membutuhkan waktu dan proses yang lama.

 

Bayangkan saja, jika terjadi penebangan hutan hanya dalam hitungan bulan dan tahun sudah bisa ditebas hutan. Namun, untuk melakukan reboisasi dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk pohon bisa tumbuh tinggi, besar dan kuat. Semakin lama usia pohon, maka akar pohon semakin dalam dan kokoh. Sehingga fungsi pohon untuk menjaga kelestarian makhluk hidup itu benar-benar nyata. Sebab pada kenyataannya, kita menghirup oksigen yang dihasilkan pohon untuk terus hidup dan berbahagia.

 

Terus terang saja, sejak adanya covid-19 dan new normal life yang mengharuskan kita menggunakan masker non stop di ruang publik umum. Hal itu membuat aku merasa tidak nyaman, gerah, panas dan susah bernafas. Seakan-akan oksigen sudah berkurang berada di rongga paru-paru. Bayangkan saja, jika tidak ada hutan; bagaimana kah nasib kita sebagai makhluk hidup yang membutuhkan oksigen untuk bernafas?

 

Jadi, sumbangsih kecil yang kita donasikan untuk pelestarian hutan akan memberikan manfaat lebih besar dari nominal yang kita berikan untuk mengadopsi pohon atau turut serta melestarikan hutan yang ada di Indonesia.

 

 
Salam dan Tetaplah Hidup










Note: Please visit my blog to storycitra.com | Jejakcantik.com | kitabahagia.com 
 Chitchat.my.id | Asiabutterflytraveler.com




Kehidupan ini tidaklah semudah membayangkan, tidak semudah meluangkan dalam kata. Mari berkunjung dan menikmati tiap hempasan nafas kehidupan untuk mencari makna kehidupan bersama.....

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

1 komentar untuk Jaga Hutan untuk Hidup Lebih Baik

Petunjuk Hidup membutuhkan komen berupa kritik dan saran agar lebih baik lagi dalam menjalani hidup. Ingat! Komentar di moderasi jadi tidak boleh spammy ya, rumahku indah dan rumahmu juga indah bukan? mongo dan terima kasih, dank jewel, danke, thanks, mercy

  1. Terharu bacanya, semoga hutan kita selalu terjaga ya mbak demi anak cucu kita kelak..

    BalasHapus