PetunjukHidup.com- Liburan ke Malaysia, tidak harus selalu berada di Malaka, Kuala Lumpur, sesekali mencoba liburan di lokasi yang berbeda seperti Pulau yang satu ini memiliki banyak penghuni “ketam dan gagak.” Lokasi ini merupakan tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi ketika liburan. Pulau ini bernama Pulau Ketam yang artinya Pulau Kepiting. Untuk mencapai Pulau Ketam, harus menggunakan kapal feri. Dimana, satu-satunya pelabuhan untuk menuju  Pulau Ketam berada di Pelabuhan Klang (Pelabuhan South). Bagi yang masih baru mengunjungi pelabuhan di Klang tidak akan salah memilih pelabuhan. Sebab, di Pelabuhan South terdapat patung kepiting yang sangat besar.


Patung tersebut banyak dijadikan tempat berfoto beberapa turis baik lokal maupun luar untuk dijadikan dokumentasi pribadi. Sambil menunggu  kapal feri yang akan membawa mereka ke Pulau Ketam. Jarak tempuh dengan menggunakan kapal hanya  35 menit saja. Ada tiga pilihan kapal feri menuju Pulau Ketam ini yakni dua kapal feri berukuran kecil dan satu berukuran besar. Tentu sangat menyenangkan menggunakan kapal feri yang berukuran besar. Karena bisa berada di atas kapal sambil menikmati pemandangan mangrove dari tiap sisi.


Pelabuhan Pulau Ketam tidak besar dan dari atas kapal feri terlihat banyak sekali sepeda terparkir. Penumpang mesti satu per satu untuk turun dari atas kapal. Begitu keluar dari pelabuhan, kita akan disambut dengan tulisan warna-warni yang bertuliskan “KETAM” hal ini juga menjadi minat para wisatawan untuk mengabadikan moment tersebut. Jangan heran, jika tidak menemukan mobil maupun sepeda motor di Pulau Ketam. Karena, tidak ada satu pun kendaraan tersebut ada di Pulau ini. Mayoritas penduduk Pulau Ketam menggunakan sepeda dan juga sepeda bertenaga listrik sebagai salah satu alat transportasi di Pulau Ketam ini. Wisatawan juga bisa menyewa sepeda dan beberapa lokasi menyediakan jasa rental sepeda untuk mengelilingi Pulau Ketam.


Suasana Pulau Ketam tidak jauh berbeda dengan Pulau Penyengat, khususnya bentuk rumah yang ada di Pulau Ketam yakni rumah panggung. Hal itu tidak terlepas dari mata pencarian masyarakat Pulau Ketam sebagai nelayan. Karena itu, Pulau Ketam terkenal juga sebagai Pulau Perikanan. Sehingga makanan segar, khususnya seafood sangat mudah ditemukan di pulau ini. Apalagi ketika tiba di Pulau Ketam ini dan melihat ke bawah ketika air surut,  ada banyak kepiting kecil keluar dari tanah berlumpur. 


Masuk lebih ke dalam lagi, ada banyak gagak yang bertengger di tiang listrik. Wah, benar-benar menakutkan jika membayangkan pulau ini dihuni penyihir. Namun, itu hanya dalam pemikiran yang membayangkan kisah dongeng. Sebab, pada kenyataannya mayoritas penghuni Pulau Ketam adalah orang Cina. Kebanyakan orang Cina benar-benar menikmati hidup bagi mereka yang sudah berusia lanjut. Nampak, beberapa dari mereka duduk bersantai di depan teras rumah mereka.

Menelusuri Pulau Ketam tidak akan tersesat, kerena peta sangat mudah dibaca. Apalagi, ketika mengunjungi pabrik pengeringan udang, hasil penangkapan ikan dan prosesnya. Sehingga ikan-ikan tersebut tetap segar, sungguh sangat meyenangkan belajar singkat di Pabrik pengolahan ikan. Bahkan, kami juga pergi ke tempat dimana ikan tersebut dipelihara. Untuk ke penangkaran ikan, kami harus menggunakan kapal. Karena saat itu, kapal yang digunakan adalah kapal besar. Sehingga, kami tidak bisa turun ke tempat penangkaran ikan. Kami hanya bisa melihatnya dari atas kapal. Pegawai yang bertugas melemparkan makanan ikan dan membuat ikan tersebut naik kepermukaan. Wow, ikan-ikannya sangat besar dan enak untuk dimakan. Eh di masak!


Tidak sempurna menikmati Pulau Ketam tanpa mencoba sensasi kuliner yang ada di sana. Nah, apalagi kalau bukan makanan yang berbau seafood. Kepiting segar, ikan segar yang diolah memang menjadi makanan memang sangat nikmat untuk disantap. Apalagi daging ikan segar itu terasa manis. Emmm, enak sekali disantap ramai-ramai.

Kenyang mencoba kuliner, ada baiknya menurunkan makanan sambil menikmati Pulau Ketam. Blusukan ke market yang tidak besar dan menemukan mainan masa kecil itu, seperti menemukan harta karun yang sangat menyenangkan. Tidak hanya itu saja, ada beberapa tempat yang bisa dinikmati yakni kreativitas masyarakat Pulau Ketam yakni lukisan dinding. Ada beberapa tempat dimana, kita melihat beberapa lukisan dinding yang menarik. Tidak hanya itu saja, di dekat beberapa wihara, sebuah restauran memiliki hiasan yang menggunakan barang bekas plastik yang diolah menjadi hal berguna, seperti pot bunga dan sebagainya.

Untuk wihara dan juga kuilnya di Pulau Ketam ini sangat unik dan berbeda. Dimana hampir semuanya pasti ada simbol ketam yakni kepiting. Bahkan, mengejar matahari tengelam di Pulau Ketam juga memberikan suatu sensasi pemandangan yang menarik. Sebelum matahari terbenam, beberapa rumah makan di dekat Pelabuhan Pulau Ketam tutup.


Namun, dibagian belakang dekat market restauran sea food mulai membuka kedai. Bahkan balai pertemuan masyarakat Pulau Ketam pun dibuka, banyak warga Pulau Ketam duduk bersantai di balai desa sambil berkaroke ria. Mereka benar-benar menikmati hidup santai tanpa kehidupan gemerlap ala perkotaan. Hal ini membuat kami turut larut dalam alur kehidupan Pulau Ketam yakni bersantai. Bukankah liburan itu untuk kita benar-benar bersantai bukan terburu-buru dari satu spot ke spot lain? Dari situ, kami belajar untuk menikmati waktu liburan tanpa terburu-buru. 



Tulisan ini telah terbit di Edisi Koran BatamPos 16 Juli 2017
  
Salam dan Tetaplah Hidup










Note: Please visit my blog to Btravelerstorycitra, kitabahagia, ngerumpi blog







Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

Petunjuk Hidup membutuhkan komen berupa kritik dan saran agar lebih baik lagi dalam menjalani hidup. Ingat! Komentar di moderasi jadi tidak boleh spammy ya, rumahku indah dan rumahmu juga indah bukan? mongo dan terima kasih, dank jewel, danke, thanks, mercy