PetunjukHidup.com- Terkadang manusia memiliki pemikiran yang unik dan berbeda. Bahkan, baru-baru ini kasus pelecehan anak dengan anak, pembunuhan dimana korban masih batita dan pelaku masih anak-anak. Sempat di grup whatsapp heboh mengenai sistem pengajaran orangtua dan menyalahkan faktor lingkungan dan pergaulan. Bagaimanakah peranan anak dan orangtua seharusnya? Namun, Penulis tidak membahas hal itu; walaupun ada rasa menggelitik ingin menulis opini mengenai hal-hal yang berhubungan dengan prilaku anak yang negatif. Kali ini, Penulis mau menulis mengenai sosok Rakha H, Revano, bocah lelaki berusia 10 tahun.


Oh iya, ini merupakan artikel pertama yang Penulis tulis untuk kolom sosok. Rakha, panggilan bocah yang suka sekali bermain sepak bola ini memiliki hobi menggambar dan mewarnai. Orangtuanya, Ibunda Febri sudah memperhatikan bakat anaknya ini sejak kecil. Bagaimana tidak, dinding rumah selalu penuh warna dan gambar. Meskipun, kala itu dia masih memulainya dengan benang ruwet di sepanjang dinding rumah. Tidak heran, rumahnya jadi terkesan “berantakan” di mata orang. Namun, bagi Ibunda Febri ini tidak pernah marah dengan kelakuan anaknya di masa kecil.

 
Anaknya dibiarkan tumbuh sambil memperhatikan dan memberi masukan. Tidak terasa, dari tahun ke tahun. Anaknya yang bernama Rakha ini senang sekali mewarnai di buku mewarnai yang dibelikan ayahnya. Bahkan, Ibundanya tidak mengajarkan kalau mewarnai itu tidak boleh keluar garis. Tidak mendikte kalau gunung itu harus berwarna coklat, langit itu harus berwarna biru muda dan awan itu putih.


Related Post:
Ibunda Febri memberikan anaknya, Rakha mengekspresikan sesuai keinginannya. Mewarnai merupakan salah satu bidang yang disukai bocah yang suka makan sayur-sayuran yang di tumis. Seiring bertambahnya usia, Rakha mulai menggambar. Hasil gambarnya, luar biasa kece banget. Penulis yang biasa di sapa Rakha ini, Mama Nana ini terkagum-kagum dengan bakat naturalnya. Bahkan, Rakha ingin sekali menjadi YOUTUBER. Namun, sayang Rakha masih pemalu. Namun, kalau sudah berurusan dengan ART. Jangan ditanya!


Dia bisa bersahabat dengan pensil warna, kerayon dari menit ke menit; usai mengerjakan pekerjaan rumahnya. Apalagi aktivitasnya yang padat, karena Rakha sekarang duduk di kelas 5. Sehingga, banyak kegiatan yang harus dilakukan; khususnya dalam bidang akademik dan hobi sepak bolanya. Ditambah dalam pelajaran agamanya, setiap sore harus belajar ngaji di tempat khusus anak-anak belajar mengaji.

 
Dengan segudang kegiatan dari pagi hingga malam hari; membuat bocah yang sudah memiliki seorang adik lelaki ini tidak pernah sekali pun mengeluh melakukannya. Dia melakukannya dengan penuh suka cita. Ibundanya, sesekali memberikan waktu untuk membuka smartphonenya agar anak tidak merasa jenuh, dikarenakan aktivitas yang selalu berulang. Setiap dikasih smartphone yang dilakukannya adalah menonton youtube dan bukan bermain GAMES, seperti anak pada usianya yang sudah mulai kecanduan ponsel dan tidak bisa lepas tanpa ponsel. Rakha tidak demikian.

 
Di kala sedang semangat mewarnai, dia bisa menghabiskan waktunya menggambar dan mewarnai. Orangtuanya saja terkagum-kagum dengan permainan warna yang dipilihnya. Padahal, orangtuanya, khususnya Ibundanya, Febri yang kesehariannya selalu menggantar, menjemput dan mengawasi tidak pernah mengajarkannya cara menggambar dan mewarnai. Bahkan, imaginasinya terhadap ART luar biasa. 


Suatu ketika, ketika ada pekerjaan rumah. Dimana gurunya meminta murid-muridnya untuk membuat prakarya di rumah dengan menggunakan bahan dari biji-bijian dan lain-lainnya. Rakha membuat gambar burung hantu dari biji-bijian dan dikombinasikan dengan daun yang ditempel di batang pohon, tempat sang burung hantu bertengger. Keren sekali bukan sense of art si bocah yang berusia 10 tahun.

 
Penulis jadi teringat sebuah buku, ketika Penulis masih kuliah; buku itu mengenai gadis cilik yang bernama Totto Chan. Dimana guru yang pertama harus sesuai aturan, sedangkan guru yang lainnya tidak pernah memaksakan aturan dalam hal mewarnai maupun menggambar. Manakah yang menurut kamu yang paling menyenangkan?

 Manfaat Seni Bagi Anak-Anak


Anak-anak suka seni! Tidak ada yang membuat anak-anak lebih bahagia daripada membuat karya seni mereka sendiri. Meskipun terkadang membuat mereka sangat berantakan. Tahukah kamu, bawasanya ada banyak manfaat seni bagi anak-anak melampui kegembiraan mereka. Bahkan, para ahli mengatakan proses penciptaan seni sangat membantu untuk mendukung anak-anak kecil di hampir semua bidang perkembangan mereka!

Seni Membangun Keterampilan dan Meningkatkan Hasil Akademik

Membuat kesenian bisa secara drastis meningkatkan keterampilan motorik halus anak dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah kreatif mereka. Padahal, Kegiatan-kegiatan memotong, menempelkan kertas, melukis jari, dan menggambar terlihat sangat SEDERHANA bukan. Padahal efeknya sangat luar biasa, sebab hal tersebut membantu anak-anak mengembangkan koordinasi dan ketangkasan yang lebih baik. Seiring waktu, penelitian telah menunjukkan bahwa membangun keterampilan ini diterjemahkan ke dalam hasil akademik yang lebih baik untuk anak-anak dalam mata pelajaran lain termasuk menulis, mengenal huruf, matematika, dan sains. Terbukti, salah seorang penilitian di Amerika juga mengatakan anak yang menyukai seni secara teratur dalam kegiatan artistic, prestasi empat kali lebih mungkin akademiknya diakui.

 
Bahkan seni juga membantu memberikan suara pada anak-anak, sebelum mereka belajar berbicara. Sebab, suara melampui kata-kata. Sebab, anak-anak sering menggunakan seni untuk membantu mereka memproses pengalaman mereka dan menangani emosi yang luar biasa. Seni memberi anak-anak input sensorik kritis dan dapat membantu anak-anak mengekspresikan perasaan mereka dengan cara multidimensi. Bahkan apabila mereka kekurangan kosa kata untuk menggambarkan perasaan mereka dengan kata-kata.  

Seni Mendorong Inovasi dan Kepercayaan Diri

Seni dapat mendorong kreativitas dan pemikiran imajinatif. Dimana, dua keterampilan kini sering dikaitkan dengan kesuksesan profesional jangka panjang. Secara tidak langsung, seni memaksakan anak-anak untuk terlibat dalam pemikiran kotak dan  membantu mereka mengasah keterampilan kreatif dalam memecahkan masalah. Penulis jadi ingat waktu kuliah di Yogyakarta, ada beberapa teman bilang jangan main-main sama anak Seni. Soalnya, penelitian memang sudah memperlihatkan bawasanya anak yang sudah mengenal seni dan menyukainya; mereka memperoleh kemampuan khusus untuk berpikir kreatif, menjadi orisinal, menemukan, berinovasi, dan menciptakan kekayaan intelektual, atribut kunci untuk kesuksesan individu dan kemakmuran sosial di dunia seni. Bahkan seni, juga dapat membantu anak-anak lebih percaya diri.

 
Sehingga tidak heran, apabila Bocah sepuluh tahun yang menyukai SENI ini memiliki sifat yang kreatif dan mandiri. Bahkan, ketika tidak bisa menjawab pekerjaan rumahnya. Ketika dia bertanya pada Ibundanya untuk membantunya menemukan jawaban yang tidak diketahuinya. Jangan terkejut, ketika ibunya bilang, “Apa gunanya smartphone, jika kamu tidak bisa menemukan jawaban di sana.”

Jadi, Rakha lebih kreatif dalam mengerjakan pekerjaan rumahnya. Bukan menyontek jawaban di GOOGLE-ya. Melainkan mencari rumusan dalam menjawab pertanyaan. Sebab, tidak semua kan soal ada di mesin pencarian GOOGLE, YAHOO, BING dan lain-lainnya.

 
Nah, kamu sudah punya anak belum? Sistem pendidikan seperti apakah yang ingin kamu ajarkan pada anakmu? Apakah kamu ingin membiarkan anak kamu berkreasi untuk mengekspresikan diri dan bakatnya. Apapun itu pilihannya, jangan lupa peranan orangtua sebagai sahabat, pembimbing dan pengawas. Jangan sampai, anak dibiarkan begitu saja tanpa pengawasan dan kasih sayang orangtua. 


Apabila kamu setuju dengan artikel ini dan ingin memberikan kesempatan anak untuk mengekspresikan dirinya. Jangan lupa di share, mungkin di luar sana masih banyak calon ibu yang membutuhkan informasi yang bermanfaat dalam mendidik anak. Kalau sejujurnya, Penulis paling suka membiarkan anak berkarya. Apapun karyanya, meskipun hasilnya JELEK. Jangan pernah menggunakan kata negatif untuk menyampaikan kepada anak. Gunakan kata yang bijak, khususnya dalam bertutur kata dengan anak. Sehingga anak tidak kehilangan rasa kepercayaan dirinya.  




Note: All Photo di Petunjukhidup dalam artikel ini merupakan koleksi pribadi dari Rakha. Ayo tebak yang mana mewarnai dan yang di sketsa sendiri. Most, sudah di sketsa sendiri. Bahkan, dia sudah gak sketsa langsung pakai krayon. Duh, bangga deh sama kamu. Semoga semakin kreatif dan berprestasi ya bocah Balikpapan yang suka tersipu. Yuk, mengenal Rakha lebih dekat di Instagramnya




Salam dan Tetaplah Hidup










Note: Please visit my blog to storycitra.com | Jejakcantik.com | kitabahagia.com 
 Chitchat.my.id | Asiabutterflytraveler.com




Kehidupan ini tidaklah semudah membayangkan, tidak semudah meluangkan dalam kata. Mari berkunjung dan menikmati tiap hempasan nafas kehidupan untuk mencari makna kehidupan bersama.....








Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

10 komentar untuk Biarkan Anak Berkarya, Orangtua Mengawasi

Petunjuk Hidup membutuhkan komen berupa kritik dan saran agar lebih baik lagi dalam menjalani hidup. Ingat! Komentar di moderasi jadi tidak boleh spammy ya, rumahku indah dan rumahmu juga indah bukan? mongo dan terima kasih, dank jewel, danke, thanks, mercy

  1. MasyaAllah gambarnya cakep-cakep. Sukses ya mas Rakha. Suka deh, masih kecil sudah mampu mengahsilkan karya yang indah.

    BalasHapus
  2. Keren banget Rakha. Gradasi warna di gambar-gambarnya menakjubkan untuk anak seusianya. Pasti deh ini udah banyak koleksi pialanya di rumah. Salut sama orang tua yg selalu support anak-anaknya, mau itu skil otak kanan maupun otak kiri.

    BalasHapus
  3. wuah keren banget itu
    otaknya terasah dengan baik ya
    langsung kreatif dan mampu menyesuaikan

    aku kalau punya anak yang jago nggambar gini, pasti hasil karyanya masuk ke blogku hohoooooooo

    BalasHapus
  4. Keren sekali Rakha ini ya, Mbak Citra. Gamar sudah sangat berkarakter. permainan warnanya juga keren. Ini karena sejak awal diberi kebebasan, jadi imajinasinya terus berkembang. Selain itu juga kreatif membuat benda-benda seni. Jiwa seninya sudah terasah dengan baik.

    BalasHapus
  5. Waw Rakha ini anaknya seneng banget ya nulis dan mewarna begitu. Bener banget mba, untuk menstimulasi anak kecil itu bisa dimulai dari hal sederhana seperti merobek, mengggenggam, mewarnai, mengupas kulit telur dan lain-lain. Aku juga suka menstimulasi anakku di rumah soalnya dia home schooling ama aku. Doain ya

    BalasHapus
  6. Ikut bangga sama kak Rakha, keren mbak. Bakatnya terasah dan bagus-bagus. Selalu ditunggu karya-karya lainnya ya kak..Ibunda Rakha keren memberikan pengawasan yang baik untuk kak Rakha sehingga berkreasi dengan baik.

    BalasHapus
  7. Rakha berbakat sekali ini. Dan Alhamdulillah memiliki orangtua yang mendukung dan membebaskan talentanya berkembang dan berekspresi. jadi reminder buatku sebagai Ibu. Makasih ceritanya:)

    BalasHapus
  8. Benar sekali, biarkan anak bebas berkarya dengan pengawasan orang tua yang tepat, dengan mendukung kreatifitas anak dalam berkarya kita juga mendukung dalam mewujudkan talenta dan masa depan yang lebih cemerlang.

    BalasHapus
  9. Keren sekali adek Rakha, gambarnya udah sebagus itu. Dulu zamanku SD gambarku msh acak adut hehe (sampai skrng ya gak jelas wjkwkwkwk). Tugas ortu adalah memfasilitasi dan mendukung hobi anak ya. Jangan terlalu ikut campur pakai standar ortu #ntms :D

    BalasHapus
  10. Masya Allah kakak Rakha berbakat sekali, nampak dari gambar-gambarnya. Disupport terus ya mom, demi pengembangan kreativitasnya di masa datang

    BalasHapus